Dear 80...
Seseorang yang tak pernah berhenti untuk membuat aku tertawa geli. Seseorang yang tak pernah membuat aku berhenti untuk bisa menyadari akan hal kecil yang sangat berarti. Seseorang yang tak akan pernah membuat aku lupa akan sebuah rasa dalam hidup, mulai dari manis, pahit, asam bahkan tawar. Ya, kamu sang penyejuk serta pengobat rasa pahit dalam hati.
Entah sejak kapan rasa “melenceng” ini menepi. Tak akan pernah bisa ku menebak dan membayar apa yang sebenarnya menjadi tujuan rasa ini untuk menepi di hadapanmu. Rasa yang sifatnya abstrak untuk kehidupan nyata. Awalnya yang hanya sebuah candaan angka belaka, membuat semuanya terasa begitu berbeda. Sesaat semua adalah asing, kau justru menjadi sebuah faktor adaptasi murni yang membuat aku merasa nyaman dan terlindungi. Lebih. Banyak hal yang tak pernah kau ketahui tentang alasan semua hal yang ku lakukan. Banyak hal pula yang tak kau ketahui akan sebuah hati yang aku punya. Sembari aku senantiasa menatap fajar sebagai gantimu setiap hari, disitu pula aku selalu menitip doa yang menyertakan namamu.
Kau dulu dan kini jauhlah berbeda. Menjauh, dan sering membuat alasan yang berkaitan dengan aku, entah apa tujuannya. Banyak hati yang membuat aku selalu merasa ingin menyerah dan berharap untuk segera lenyap dari hal aneh ini. Tapi, di lain sisi hati ini menuntut rasaku untuk tetap tertanam dengan kokoh untukmu. Sayang, semua adalah mustahil. Mungkin, kau hanya menganggapku tak lebih darii seorang yang selalu ingin mencarii perhatian darimu, seorang yang selalu ingin mendapatkan hal yang terbaik bahkan dengan cara berlebihan sekalipun yang pernah menimbulkan rasa ilfeel dalam dirimu bahkan hingga kini, mungkin. Walaupun kamu tahu atau tidak tentang ini, menurutku apa pedulimu ? bahkan untuk tau hal yang lebih kecil dari sebuah titik tentang diriku, kau tak peduli. Kau terlalu asyik dengan duniamu tanpa memikirkan bahwa ada satu hati yang tak akan terisi oleh siapapun selain namamu.
Terima kasih atas semua pelajaran ‘tak langsung’ yang kau paparkan secara lengkap, terima kasih pula untuk semua sindiran-sindiran yang membuat aku merasa bahwa itu adalah sebuah perhatian. Terima kasih untuk pengalaman-pengalaman yang kau bagi bersama, terima kasih untuk semua kejutekan dan keilfeelan yang kau miliki dan kau pertahankan untukku, terima kasih atas semua keenggananmu untukku, terima kasih pula untuk perlakuan yang menurut orang lain adalah sebuah keegoisanmu, tapi aku tahu itu bukan hatimu yang ingin, terima kasih untuk semua kenangan manis yang tak akan pernah kau lihat dan terima kasih pula untukmu untuk hal yang tak dapat aku sebutkan satu persatu secara rinci. Satu berbanding seribu. Bagimu, mungkin semua tentangku hanyalah sampah, tapi sungguh, apapun tentangmu, bahkan hal yang lebih kecil dari sebuah titik adalah sebuah ukiran indah dalam sejarah perjalanan remajaku.
Kamu..
Dulu, kini hingga nanti.. aku selalu percaya. Cinta untukmu titik tanpa koma ini akan mengalir dan kembali ke muara asalnya. Karena aku selalu yakin dan percaya, cinta yang sebenar-benarnya tak harus memiliki sebab ia tidak akan kemana-mana. Tetap pada satu tiang yang kokoh, termasuk aku. Dan untuk kamu. Tanpa batas. Titik.
Salam jari manis,
Sampah kehidupanmu